bagi sebagian kita
usia sependek sela meja
tempat sepasang kaki kita
tekuk dan mati rasa
selamat pagi,
dinding bertelinga
ada berita apa dari
ribuan mata di atas meja
kau amat mengenalku
setiap hari
aku ingin amnesia
JAM DINDING
dari rahim dinding
angka beranak pinak
tumbuh tanpa kehendak
detak dan henti
mengajarkan kita
mendengar jeda yang samar
menghitung satu-satu
embus napas sependek detik
lalu segera kita sadar
segala yang tiba
bukan yang kita tunggu
Mari Bertemu Sepulang Kerja
mari bertemu sepulang kerja. ketika sekujur kita kembali manusia. lepas satu-satu kancing kemeja. luruh seluruh tubuh, meski tahu banyak luka di sana. semoga kau tak lupa membawa pulang benih kata. biar tumbuh ia di pekarangan rumah kita. jangan biarkan angka-angka terlalu lama memeluk waktu, di daun bibirmu yang lama layu. duduklah bersamaku di sanding tanda tanya. kau boleh menduga apa saja, selain tentang duka 9-5. aku ingin menari bersamamu di bawah ranum rekata. di waktu yang tersisa, sebelum datang dering pagi. dan kita kembali berzirah besi.
Mengumpati Pagi
satu-satunya tenang yang tersisa hanyalah akhir pekan. di luar itu, mendung berkejaran dengan hujan. langkah-langkah basah, sibuk mengumpati pagi. kakiku umpama sekoci tua yang pasrah dilumat cuaca. berharap sekali waktu, badai menyeretku menuju pulang lain yang tak mungkin. barangkali sebuah dermaga, atau sekadar daratan dengan pohon-pohon yang melambai dari kejauhan.